Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

QS. Al-Maidah Ayat 54


Minggu, 12 Mei 2013

KU GENGGAM CAHAYA-MU DIANTARA RIBUAN CAHAYA

Bismillahirrahmanirrahim

Karena perubahan akan terus terjadi seiring dengan berjalannya waktu, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita berubah ke arah yang lebih baik atau sebaliknya,
dan semoga dengan jalan ini kitakan mampu untuk mengubah diri ini menuju kearah yang lebih baik
Mengawali tulisan yang mengandung ribuan makna, tak lupa kita panjatkan rasa syukur dan segala pujian kepada Sang Kholik, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan Rahman dan Rohim-Nya kepada penulis dan pembaca di dunia dan akhirat. Tak lupa pula kita curahkan salam dan salawat kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam, Nabi seluruh umat hingga akhir zaman,  yang telah menerangi hidup dengan risalahnya, serta salam kepada para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in dan orang-orang yang beriman hingga yaumul akhir.

Hidup ini memang penuh dengan berbagai macam  warna. Setiap insan akan mendapatkan kehidupan yang berbeda namun senang, sedih, bahagia, haru pasti akan dirasakan oleh setiap insan. Di balik itu semua, nikmatnya keimanan hanya dapat dirasakan oleh hamba-hamba yang dicintai Allah maka bersyukurlah kita yang dapat mengecap indahnya iman.


Saudariku, tidakkah kita sadari bahwa sungguh betapa beruntungnya kita, yang masih istiqomah berada di jalan ini. Betapa beruntungnya kita yang masih dipertemukan dengan lautan ilmu yang dimana kita masih memiliki nahkoda untuk mengarunginya, betapa beruntungnya kita yang masih memiliki saudari seiman yang bersedia menggenggammu dengan erat ketika engkau akan terperosok ke dalam lubang kesesatan,  maka janganlah engkau sia-siakan dengan berbagai alasan yang sepele. Karena mereka yang sedang dalam pencarian islam yang haqiqi akan haus ilmu Al Qur’an dan As Sunnah.

Saudariku, masih ingatkah kita sewaktu masih berada dalam jurang kegelapan, saat cahaya terang ini masih samar oleh pendar-pendar titik cahaya lainnya yang kian menggoda, berbagai hasutan iblis dan silaunya dunia, berbagai keraguan di dada, dan berbagai rayuan para musuh Allah. Saat itu kita hanya melakukan berbagai macam hal yang sia-sia dan kemaksiatan. Saat diri masih terlena dengan dunia, mata masih buta akan agama dan pikiran telah lupa akan akhirat.

Masih ingatkah kita saat ilmu ini baru mulai menyapa? Saat hati masih kosong akan hal itu, saat diri menolaknya dengan berbagai alasan, namun mereka tetap memaksa tanpa menyerah, tanpa putus asa demi cintanya dan demi keinginanya memberikan ilmu pada umat.

Saat hati sudah mulai tergugah akan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, begitu banyak cahaya berdatangan yang menggoda dengan berbagai hal yang menggiurkan. Yang menjanjikan kebenaran dan dalih yang meyakinkan. Namun entah mengapa hati ini lebih cenderung menuju tarbiyah islamiyah yang mengubah diri dari jahiliyah menjadi muslimah, yang melatih diri menjadi mujahid-mujahid pembela islam.

Dan kini, saat cahaya ini telah sampai di hati, saat ilmu ini telah di genggam, akan selalu muncul berbagai alasan untuk hilang begitu saja. Berbagai cobaan dan hujatan kian menerpa laksana bara yang digenggam, bahkan tekadang diri ini terasa tak sanggup untuk menimangnya. Namun diri kan tetap  istiqomah karena ia akan membawa ke dalam kebahagiaan yang haqiqi.

Begitu banyak tantangan yang diterima oleh para penuntut ilmu.  Jilbab yang digunting oleh orang tua, dikirim ke luar negeri, ancaman dikeluarkan dari sekolah, bahkan diusir dari rumah, namun mereka tetap istiqomah di jalan ini. Uang jajan yang dipotong karena larangan ke tarbiyah namun beliau tetap berusaha meski harus berjalan ribuan meter hanya untuk mempertahankan keyakinan ini. Sementara diri ini, batu kerikil saja sudah menyerah. Betapa malunya kapada Dzat yang memberi kekuatan.

Mereka tak pernah  mengeluh karena sungguh keluhan tak ada gunanya, bahkan hanya menambah ribuan masalah. Tekadang dunia ini memang terasa tidak adil namun ketahuilah bahwa di balik semua ketidakadilan itu ada zat yang Maha Adil yang mengatur dunia. Dan ketahuilah bahwa masalah yang dimiliki hanya secuil masalah di antara ribuan masalah yang ada. Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya di luar kesanggupannya.

Melihat ke dalam diri, terkadang selalu muncul rasa tak percaya diri, iman yang menipis, penyakit hati yang semakin bertumpuk, sifat yang egois, kesibukan akan dunia, amalan sunnah yang terbengkalai, dan ikhtilat yang tak terelakkan kadang masih selalu menggoda. Terasa hijab ini tak pantas dikenakan. Aduhai, betapa malunya diri ini kepada Dzat yang Maha Tahu. Bisikan setanpun ikut menggoda, masih layakkah hijab ini dikenakan? Diri ini hanya membuat malu akhwat lainnya dan menurunkan dakwah di mata maayarakat. Tapi diri kan tetap bertahan dalam kegelisahan ini, karena tarbiyah islamiyah akan tetap memberi dukungan, berharap suatu saat nanti diri ini mampu tuk mengarungi lautan ilmu, berhasil mendaki dan mencapai puncak tingkat keimanan.


Karena perubahan akan terus terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita berubah ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Semoga dengan jalan ini kita kan mampu untuk mengubah diri ini menuju ke arah yang lebih baik.

Bayangkan saudariku bagaimana jika ilmu ini tak kian datang?? Jika tarbiyah islamiyah tak menyapa diri, Masihkah kita tetap bergelimang dengan dosa yang kita aggap tak ada? Masihkah kita berteman dengan syaitan laknatullah? Masihkah kita memeluk dunia saat ajal menjemput? Bayangkan jika hal itu terjadi......

Bayangkan saudariku jika kita meninggalkan tarbiyah islamiyah?? Jika kita futur dari jalan ini, akankan kita meninggalkan taman-taman surga ini?? inginkah kita terjatuh lagi dalam pelukan iblis?? Dan relakah kita menjauh dari-Nya, menjauh dari Dzat yang Maha dekat?? Tidakkah kita malu pada mereka yang akan dipilih oleh Allah sebagai pengganti-pengganti bagi yang gugur?? Dan tidakkah kita malu jika lebih hina dari daun yang berguguran.......

Maka tetaplah istiqomah dan saling bergenggaman saudariku...


Penulis adalah salah satu mahasiswi di fakultas MIPA Universitas Hasanuddin Makassar, angkatan 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar baik itu kritik dan saran demi perbaikan blog ini ke depannya. Jikalau ada salah-salah kata kami mohon diampunkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Syukran