Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

QS. Al-Maidah Ayat 54


Kamis, 10 Januari 2013

PUDARNYA PESONA SANG AKTIVIS

Bismillahirrahmanirrahim

Seiring semakin dewasanya umur dakwah kampus saat ini, tentu melahirkan berbagai kekomplekan permasalahan yang beragam sebagai suatu keniscayaan yang ada didalam belantika dunia kedakwah kampusan itu sendiri. Baik permasalahan manajerial, kader, sumber pendanaan, pengelolaan syiar ataupun penghadiran ruh untuk menyeru sesuai dengan keorisinilitisan dan aturan (manhaj) dakwah yang semakin luntur. Apabila ditelisik secara mendalam, problematika dasar dari bermacam permasalah itu sebenarnya terletak pada bagaimana kualitas personal dari kader dakwah itu sendiri sebagai insan penyeru dakwah yang semata-mata menyeru kepada kebaikan. Kualitas ini lah yang kemudian tampak sebagai cermin utama didalam aktivitasnya sebagai penyeru kebaikan itu sendiri, sehingga berbagai proses perbaikan dan pencerdasan umat dapat dilakukan sesuai dengan etika yang ada.

pic source from here
Berbicara personal kader dakwah yang berkaitan dengan kualitas ruhiyah ini, akhlak menjadi cerminan dari kekuatan kapasitas ruhiyah seorang kader dakwah, yang seharusnya terinternalisasi dan mengakar kuat didalam sanubarinya, salah satu aspek akhlak islami yang dewasa ini semakin pudar yakni penjagaan pandangan (gadhul bashar) terhadap lawan jenis yang secara syar’i mengharuskan kita untuk menjaga dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menahan serta menundukkan pandangan kita terhadap hal tersebut. Allah SWT dengan jelas memberikan ultimatum dalam Q.S Nur: 30 (artinya)

“katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sungguh Allah SWT maha Mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S Nur:30).

Nilai ini hendak dan seharusnya terinternalisasi kuat dan mengakar hingga menjadi karakter bagi para aktivis dakwah. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan karena bagaimana mungkin hanya gara-gara kelalaian kita dalam menjaga pandangan ini, aktivitas mulia yang seharusnya membawa berkah dan kebaikan bagi alam semesta ini menjadi rusak dan keruh hanya karena kemakluman-kemakluman kita didalam masalah ini. Apakah kita mau???, apakah kita rela???? Dan apakah antum/antuna berani mengorbankan nilai-nilai luhur dakwah ini hanya karena kelalaian kita dalam menjaga serta menahan syahwat kita melalui pandangan ini??? Hanya Allah Subhana Wa Ta’ala yang mengetahui segala isi hati ini.

Dampak dan juga point solusi dari fenomena kegalauan kita menjaga pandangan ini sejatinya ada pada kualitas ruhiyah kita. Semakin pandangan kita liar tak terkendali, maka otomatis berimbas kepada merosotnya intensitas hubungan kita kepada Allah melalui ibadah-ibadah yang semakin kendor. Baik qiyamul lail, shalat dhuha, tilawah, atau bahkan shalat wajib yang menurun. Ingat !!!! semakin kita lalai menjaga pandangan ini, maka otomatis hubungan kita dengan Allah akan semakin jauh dan bagaimana barakah Allah bisa datang terhadap aktivitas dakwah kita kalau kita saja jauh dari DIA ????? maka pada titik inilah “PESONA SEORANG AKTIVIS PERLAHAN PUDAR”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar baik itu kritik dan saran demi perbaikan blog ini ke depannya. Jikalau ada salah-salah kata kami mohon diampunkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Syukran