Bismillahirrahmanirrahim
Seiring semakin dewasanya umur dakwah kampus saat ini, tentu melahirkan
berbagai kekomplekan permasalahan yang beragam sebagai suatu keniscayaan yang
ada didalam belantika dunia kedakwah kampusan itu sendiri. Baik permasalahan
manajerial, kader, sumber pendanaan, pengelolaan syiar ataupun penghadiran ruh
untuk menyeru sesuai dengan keorisinilitisan
dan aturan (manhaj)
dakwah yang semakin luntur. Apabila ditelisik secara mendalam, problematika
dasar dari bermacam permasalah itu sebenarnya terletak pada bagaimana kualitas
personal dari kader dakwah itu sendiri sebagai insan penyeru dakwah yang
semata-mata menyeru kepada kebaikan. Kualitas ini lah yang kemudian tampak
sebagai cermin utama didalam aktivitasnya sebagai penyeru kebaikan itu sendiri,
sehingga berbagai proses perbaikan dan pencerdasan umat dapat dilakukan sesuai
dengan etika yang ada.
pic source from here |
Berbicara personal kader dakwah yang berkaitan dengan kualitas ruhiyah ini,
akhlak menjadi cerminan dari kekuatan kapasitas ruhiyah seorang kader
dakwah, yang seharusnya terinternalisasi dan mengakar kuat didalam sanubarinya,
salah satu aspek akhlak islami yang dewasa ini semakin pudar yakni penjagaan
pandangan (gadhul bashar) terhadap lawan jenis yang secara
syar’i mengharuskan kita untuk menjaga dan berusaha sekuat tenaga untuk
bisa menahan serta menundukkan pandangan kita
terhadap hal tersebut. Allah SWT dengan jelas memberikan ultimatum dalam Q.S
Nur: 30 (artinya)
“katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci
bagi mereka, sungguh Allah SWT maha Mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S
Nur:30).
Nilai ini hendak dan seharusnya terinternalisasi kuat dan mengakar hingga
menjadi karakter bagi para aktivis dakwah. Hal ini menjadi
sebuah keniscayaan karena bagaimana mungkin hanya gara-gara kelalaian kita
dalam menjaga pandangan ini, aktivitas mulia yang seharusnya membawa berkah dan
kebaikan bagi alam semesta ini menjadi rusak dan keruh hanya karena kemakluman-kemakluman
kita didalam masalah ini. Apakah kita mau???, apakah kita rela???? Dan apakah
antum/antuna berani mengorbankan nilai-nilai luhur dakwah ini hanya karena
kelalaian kita dalam menjaga serta menahan syahwat kita melalui pandangan ini???
Hanya Allah Subhana Wa Ta’ala yang
mengetahui segala isi hati ini.
Dampak dan juga point solusi dari fenomena kegalauan kita menjaga pandangan
ini sejatinya ada pada kualitas ruhiyah kita. Semakin pandangan kita liar tak
terkendali, maka otomatis berimbas kepada merosotnya intensitas hubungan kita
kepada Allah melalui ibadah-ibadah yang semakin kendor. Baik qiyamul lail,
shalat dhuha, tilawah, atau bahkan shalat wajib yang menurun. Ingat !!!!
semakin kita lalai menjaga pandangan ini, maka otomatis hubungan kita dengan
Allah akan semakin jauh dan bagaimana barakah Allah bisa datang terhadap
aktivitas dakwah kita kalau kita saja jauh dari DIA ????? maka pada titik
inilah “PESONA SEORANG AKTIVIS PERLAHAN PUDAR”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar baik itu kritik dan saran demi perbaikan blog ini ke depannya. Jikalau ada salah-salah kata kami mohon diampunkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Syukran