Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

QS. Al-Maidah Ayat 54


Sabtu, 15 Desember 2012

Kisah (Penderitaan) Khabbab bin Al-Arat radhiyallahu ‘anhu


Bismilahirrahmanirrahim

Khabbab bin Al-Arat radhiyallahu ‘anhu adalah seorang sahabat yang tubuhnya telah dipenuhi keberkahan, karena ia telah mengalami berbagai ujian dan penderitaan di jalan Allah. 

Pada awal ke Islaman, ia telah masuk Islam ketika baru lima hingga enam orang yang menerima Islam. Ia pernah dipakaikan baju besi lalu dibaringkan di bawah terik Matahari yang sangat panas dan keringat pun bercucuran dari tubuhnya. Saking lamanya ia disiksa dibawah terik Matahari, mengakibatkan daging di punggungnya mengelupas karena panasnya.

Khabbab bin Al-Arat ra merupakan hamba sahaya milik seorang wanita. Ketika tuannya mengetahui bahwa ia sering menjumpai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, maka ia menghukumnya dengan memanaskan batang besi lalu ditusukkann ke kepala Khabab ra.

Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau meminta Khabbab radhiyallahu ‘anhu menceritakan kembali bagaimana penderitaannya dahulu pada awal-awal ketika masuk Islam. Jawabnya, “Lihatlah punggung ini”. Lalu Umar radhiyallahu ‘anhu melihat punggungnya. Begitu melihat, ia berkata, “Saya belum pernah melihat punggung seperti ini”. Khabab radhiyallahu ‘anhu meneruskan, “Saya telah diseret diatas timbunan bara api yang menyala sampai lemak dan darah yang mengalir dari punggung saya telah memadamkan api tersebut”. Setelah Islam memperoleh keberhasilan dan pintu-pintu kemenangan telah banyak diraih, Khabbab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tampaknya Allah Subhanahu wa ta’ala telah membalas penderitaan kita. Saya khawatir balasan ini hanya di dunia sedangkan di akhirat nanti, kita tidak mendapatkan balasan apapun”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar baik itu kritik dan saran demi perbaikan blog ini ke depannya. Jikalau ada salah-salah kata kami mohon diampunkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Syukran